Sabtu, 29 November 2014

Ilmu Biologi yang bersyahadat

Syahadat iku minangka wiji kang tukul
Wite gede pange ngrembyak wohe gadul
Sebab syahadat ilmune dadi manfaat
Nyelametaken neng badan dunya akhirat


Artinya: "Syahadat adalah perumpamaan sebuah biji yang tumbung menjadi pohon besar, kemudian rantingnya banyak tersebar dan buahnya bergelantungan. Sebab syahadat ilmu menjadi manfaat untuk menyelamatkan diri kita di dunia dan akhirat"
Syahadat dari segala asperk, baik itu kalimat syahadat, makna syahadat dan aktualisasi syahafat merupakan sebuah pondasi yang di atasnya berdiri kokoh sebuah bangunan keimanan. Sebagaimana yang diilustrasikan dalam syair di atas bagaikan biji yang menumbuhkan pohon keimanan dan mencabangkan ilmu syariat serta menghasilkan buah hakekat.
Sumber dari segala ilmu adalah syahadat. Penelaran kalimat tersebut adalah bahwa keindahan ilmu yang kita lihat baik itu ilmu duniawi dan ilmu ukhrawi berasal dari penyaksian kita kepada Allah dan utusaNya (baca: syahadat). Sebagai contoh ketika kita menyaksikan keindahan ilmu biologi maka hal tersebut tidak jauh berbeda dengan kita menyaksikan eksistensi Allah dan makhluk hidup. Kita tau kenapa burung bisa terbang, karena burung mempunyai sayap, siapa yang menciptakan sayap, yaitu Allah sang maha Pencipta. Dengan demikian ilmu biologi tidak menafikan eksistensi Allah yang kemudian disebut menyaksikan Allah atau bersyahadat.
Sama dengan ilmu duniawi, ilmu ukhrawi pun tidak lepas dari eksistensi Allah. Syaikh Said bin Muhammad Ba'syin dalam Busyra al-Karim menuturkan: "Seluruh ilmu ilmiyah dan amaliyah tumbuh dari syahadat yaitu tiada tuhan selain Allah dan Muhammad utusan Allah. Oleh karena itu syahadat adalah kunci Islam dan surga, tidak ada yang melebihi beban beratnya di mizan, dan ucapan yang paling utama para Nabi"
Senada dengan itu Syaikh Muhammad bin Salim Babashil dalam Is'ad ar-Rafiq juga berpendapat: "seluruh ketaatan ilmiyah dan amaliyah tumbuh dari syahadat, dan tidaklah sah imam seseorang tanpa syahadat. Oleh karena itu syahadat adalah kunci surga dan tidak ada bobot yang lebih berat sedikitpun dari syahadat di mizan, dan ucapan yang paling utama diucapkan para Nabi"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar